Heart to Heart *1

Title: Heart to heart #1

Author: Macchiato

Genre: Friendship, Family, Romance | Rating: G | Length: Ficlet Series

Cast: Bae Sooji, Kim Myungsoo

Gifs are not mine. Credits to the owner. I don’t own anything besides the storyline

***

Sooji

Namanya Myungsoo. Kim Myungsoo. Dia seorang sunbae yang terpaut 2 tahun dariku. Dia tampan. Tingginya 180 cm dengan sebuah dimple di pipi kanannya. Rambutnya berwarna hitam kecoklatan dan sedikit ikal. Sejujurnya dulu rambut dia keriting lebat dan nyaris gimbal tapi sekarang dia sudah berhasil menjinakkannya. Aku yakin dia sudah mendapat shampo yang cocok, selain itu juga dia rajin ke salon. Tak lupa setiap pagi dia memakaikan rambutnya conditioner. Tingkat perawatan rambutnya memang cukup tinggi karena sejujurnya memang rambutnya yang berkilau itu yang membuat tingkat ketampanannya semakin on point.

Dia pintar. Memang bukan yang paling pintar di sekolahku tapi peringkat 5 di angkatannya bukan prestasi yang bisa diremehkan bukan? Bukan hanya pintar akademik, dia juga punya kemampuan olahraga yang mumpuni. Buktinya dia tergabung di ekskul basket. Memang bukan sebagai kapten tapi namanya selalu terpasang sebagai main team basket sekolahku.

Dia juga baik. Dia ramah, rendah hati dan selalu tersenyum. Dia selalu menyingkirkan batu atau barang apapun yang seharusnya tidak berada di jalan. Dia selalu membantu adik kelas yang tertinggal di suatu mata pelajaran. Ah iya, jangan lupakan juga namanya yang tercantum sebagai relawan di shelter hewan.

Dia nyaris sempurna bukan? Sayangnya -dan yang tidak banyak orang yang tahu, dia itu sedikit aneh. Absurd dan random. Terlalu banyak ingin tahu. Dan terlalu -bagaimana ya menyebutnya.. terlalu affectionate.. iya affectionate. Memberikan perhatian yang berlebihan kepada semua orang sehingga terkadang membua perasaan tidak nyaman dan terbebani. Kuakui niat awalnya memang baik sih tapi apapun yang berlebihan tidak baik bukan?

Dia Kim Myungsoo. Kekasihku. Kami sudah menjadi sepasang kekasih sejak aku di tingkat akhir SMP hingga kini di kelas atu SMA, yang berarti sudah terhitung 15 bulan. Lama ya? Aku sendiri terkejut dengan suksesnya hubungan kami. Jujur saja aku masih labil sedangkan Myungsoo super stabil. Mungkin itu ya yang membuat kami menjdi seimbang. Meskipun terkadan memang lebih berat ke arahku karena Myungsoo lebih sering mengalah.

Cerita ini tentang kami. Tentang Bae Sooji dan Kim Myungsoo. Kalau kalian tidak mau membacanya tidak apa karena aku tau cerita ini pasti tidak seru. Kenapa tidak seru? Salahkan Myungsoo. Dia itu tampan tapi selera fashionnya buruk dan membuatku ingin mengubur diri. Dia baik ke semua orang –benar-benar ke semua orang. Aku bahkan tidak tahu bedanya perlakuan dia terhadapku dan terhadap ahjumma kantin sekolah. Di hari valentine kami berdua menerima bunga dari Myungsoo. Menyebalkan bukan? Myungsoo bilang dia memberi ahjumma itu bunga karena ahjumma itu bilang Myungsoo mirip dengan anaknya yang bekerja di Hongkong. Iya aku tahu dia bermaksud baik tapi apa tidak menyebalkan? Bedanya aku dan ahjumma itu mungkin hanya saat Myungsoo menciumku, tidak mungkin ‘kan Myungsoo mencium ahjumma itu? Awas saja kalau iya.

Lantas apa hubungannya selera fashion Myungsoo dan ahjumma kantin denga cerita kami yang tidak seru? Karena dua hal itu salah satu dari sedikit bumbu pada hubungan kamu. Tidak lucu ‘kan? Alasan pertengkaran kami bukan karena ada orang ketiga –kecuali kalau ahjmumma kantin kita anggap sebagai orang ketiga, tapi aku yakin Myungsoo tetap memilihku jika pilihannya aku dan ahjumma kantin. Bukan karena aku lebih cantik atau apa tapi karena aku yakin Myungsoo tidak mau jadi perusak rumah tangga orang. Dia anak baik mana mungkin dia melakukan hal amoral seperti itu. Hei, paragraf ini maksudnya bukan mengutarakan keinginanku untuk ada orang ketiga di antara kami ya. Maksudku alasan pertengkaran kami akan jauh lebih seru dan berbobot kalau ada si gadis cantik yang mengincar Myungsoo atau pria tampan yang mengejarku dan bukan sekedar kenapa Myungsoo memakai celana bermotif bunga-bunga untuk naik gunung. Hah. Aku sedih mengingat celana bermotif menyedihkan itu.

Hubungan kami itu datar tanpa gunung atau lembah. Kalau kencanpun kami memilih duduk di taman dan menonton Running Man atau Infinity Challenge. Sedih ya? Kenapa aku tidak memutuskannya saja sih? Tuhan, kalau kau membaca ini beri aku alasan untuk memutuskan Myungsoo.

Eh tapi jangan sekarang Tuhan, saat ini aku masih menyukainya. Saranghae Kim Myungsoo ♡

Myungsoo

Pacarku namanya Sooji. Bae Sooji. Dia seringkali sok-sokan menyebut namanya Suzy. Entah apa visi misinya padahal jelas namanya di akte kelahiran adalah Sooji. Teman-temannya memanngilnya Suzy tapi tetap saja dengan aksen huruf j yang kental. Dan tetap saja terdengarnya seperti Suji. Sooji Suzy atau Suji dia tetap pacarku yang manis. Dan galak. Aku tidak akan berbohong soal sifatnya yang galak dan sedikit bar-bar. Tapi itu lah charming pointnya.

Aku mengenalnya saat aku berumur 12 tahun. Aku melihatnya di acara pernikahan ayah Sooji dan ibu tirinya yang kebetulan adalah kenalan kedua orang tuaku. Saat itu dia menggemaskan sekali. Dia bertugas sebagai pengiring mempelai dan penebar bunga. Dia melakukannya denga bibir mengerucut dan mata berkaca-kaca. Dan sesampainya di depan altar Sooji kecil menangis dan memeluk ayahnya dan berkata, “Appa aku tidak ingin punya adik! Nanti appa tidak sayang aku lagi!”

Kontan saja seluruh undangan tertawa mendengarnya. Setelah itu sulit sekali memisahkan Sooji dari ayahnya dan pengucapan janji pun dilakukan ayah Sooji dengan Sooji yang bergelayut manja di kakinya. Saat itu aku berfikir bahwa gadis kecil ini pasti tidak menerima ibu barunya. Namun yang terjadi selanjutnya sungguh di luar perkiraanku. Selesai ayah dan ibu tirinya mengucap janji, Sooji kecil memeluk ibu tirinya dan berteriak, “Yimo akhirnya jadi oemmaku! Oemma tolong jaga appa ya!”.

Dan saat itu lah aku jatuh cinta.

Kalau dipikir lagi konyol aku yang sekecil itu sudah kenal jatuh cinta. Kalaupun saat itu aku belum jatuh cinta, aku yakin saat itu aku sudah tertarik dengan Sooji. Tertarik pada pipinya yang tembam dan gigi taring bawah sebelah kananya yang saat itu sedang tanggal. Dua hal itu begitu terlihat jelas saat Sooji berdiri di depan altar, bahkan olehku yang saat itu duduk di barisan kedua tamu undangan pernikahan orang tua Sooji.

Setelah hari itu aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Mungkin bukan tidak bisa berhenti memikirkannya ya tapi terkadan sering teringat. Tahu sendiri isi kepala anak kecil hanya tugas sekolah, main ps, dan juga kimchi jigae. Tapi di kepalaku, selain ketiga hal itu, wajah Sooji yang sedang cemberut juga sering kali muncul. Seringkali aku tersenyum sendiri jika teringat Sooji.

Pertemuan kedua kami adalah saat Sooji pindah ke kawasan rumahku. Rumahnya hanya berjarak 7 rumah dariku. Saat itu umurku sudah 15 tahun dan Sooji 13 tahun. Saat itu aku benar-benar yakin aku sudah jatuh cinta padanya. Dan saat jatuh cinta, orang-orang memiliki kecendrungan untuk berbuat aneh bukan? Karena hal pertama yang aku katakan padanya adalah hal yang ingin aku kubur dalam-dalam dan aku lupakan seumur hidup. Tapi ternyata tidak bisa. Aku menyesalinya –tapi tidak juga sih karena aku memang penasaran saat itu. Yang aku sesali adalah timingnya dan sasarannya. Kenapa pula aku harus menanyakannya pada Sooji di pertemuan kedua kami?

“Kenapa blueberry disebut blueberry padahal warnanya lebih dekat ke ungu dibandingkan biru?”

Pertannyaanku sebenarnya brillian jika bukan ditanyakan pada gadis kecil yang mungkin aku sukai sejak 2 tahun sebelumnya. Kemudian Sooji menatapku dengan tatapan tidak percaya san sampai saat ini aku bahkan masih ingat ekspresinya. Dan karena pertanyaan bodoh tapi pintar itu juga Sooji tidak mau memanggilku oppa. Sejujurnya aku masih tidak mengerti kenapa saat itu Sooji memutuskan untuk tidak memanggilku oppa. Padahal jawabannya saat itu juga sama bodohnya.

“Itu pertanyaan bodoh. Itu sama saja dengan menanyakan kenapa kursi disebut kursi.”

See? Jawabannya tidak menjawab pertanyaanku kan? Bahkan terdengar lebih bodoh.

Tapi bagaimana pun aku menyukainya. Saranghae, My Sooji Suzy Suji.

 ***

 

Duh cerita absurd lagi kkk gatau nih lagi suka nulis yang super fluff kaya gini

Ini cara penulisannya agak beda dari penulisanku yang biasa tapi semoga ga aneh ya

Niatnya sih mau dibikin ficlet series gitu dan berformat kaya diary

Bakal ada sudut pandang Sooji dan Myungsoo

Komen ya penulisan kaya gini ngebosenin atau ga hehe

Thanks!

13 thoughts on “Heart to Heart *1

  1. Pasangan terabsurd ya mereka berdua wkwk
    Jdi penasaran gimna cara myungsoo nembak suzy sooji suji dulunya, apa absurd juga cara nembaknya wkwk
    Sumpah ngakak pas suzy sooji suji bilang myungsoo naik gunung pake celana motif bunga2 :v
    Ditunggu chapter selanjutnyaaa 🙂 😀

  2. meakipun keduanya aneh tapi tetep aja serasi, tapi bukan serasi dari keanehannya. serasi wajahnya wk
    ditunggu karya lainnya

  3. Aigoo jadi mereka berdua sama” lagi menceritakan siapa itu kekasih mereka dan bagaimana sifatnya jika dilihat dari cerita myungzy sepertinya mereka pasangan yang unik .
    Jujur ya author jika format penulisannya seperti ini aku merasa sedikit bosan, karena menurutku itu seperti bukan part 1 tetapi masih terkesan bagian prolog yang menceritakan karakter para tokoh

Leave a comment